Pages

Labels

Sabtu, 24 November 2012

DEMOKRASI LANGSUNG

Pemilihan kepala desa Penusupan Randudongkal Pemalang kali ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2012, seperti biasanya gerilya calon untuk meraih dukungan dilakukan, baik dalam bentuk bakti sosial, pengajian yang ujung-ujungnya minta dukungan sampai jauh-jauh ke kota perantauan hanya untuk mencari orang calon pemilih yang sekiranya mau diajak pulang ketika hari pemilihan untuk mendukungnya. Para calon melakukan hal apapun untuk meraih suara, tidak sedikit para suksessor atau juru kampanye menjelek-jelekaan calon lawan, saling serang, propaganda (fitnah). Tak heran beberapa bulan sebelum hajat yang bernama "Pilkades" itu dilangsungkan perang dingin pun terjadi, banyak keluarga kerabat dan handai taulan yang dulunya akur berteman akrab saling menyapa ketika bertemu, akan tetapi ketika waktu-waktu tersebut mereka saling diam dan saling waspada serta saling mencurigai,
 fenomena tersebut mungkin hampir terjadi di seluruh wilayah. Miris hati ini ketika masa-masa tersebut, inilah dampak demokrasi, suatu sistem yang dielu-elukan negara indonesi raya adalah sistem yang paling baik, belum lagi tahapan one man one vote, diharapkan memang tidak terjadi intimidasi dan pembelian suara, akan tetapi kenyataannya masih banyak terjadi yang demikian dan yang lebih parah lagi sistem ini menyetarakan setiap orang dalam hal mengemukakan pendapat, orang yang tahu dengan orang yang tidak tahu disamakan, kyai/ulama dengan pelacur disamakan padahal kalau dilihat secara logika pun beda. Terlebih setelah menjabat, program pertama pemimpin tersebut adalah mengembalikan uang yang mereka keluarkan selama berkampanye, apalagi ketika pemimpin tersebut memang tidak mempunyai dana dan yang dipakai adalah dana talangan, yang terjadi adalah pembuatan kebijakan yang menguntungkan bagi si pemberi dana talangan tersebut tanpa menghiraukan kemaslahatan rakyat.
Fenomena ini hampir berulang-ulang setiap waktu, yang ada adalah demokrasi tidak pernah dan tidak akan mampu memberi kesejahteraan dan keamanan pada rakyatnya. Oleh karena itu memang sudah selayaknya demokrasi tidak dipakai di negeri indonesia raya ini.
#Syarifudin ERz

0 komentar:

Posting Komentar